Kacang Arab
Kacang Arab Jajanan Yang Gurih Dan Nikmat

Kacang Arab Jajanan Yang Gurih Dan Nikmat

Kacang Arab Jajanan Yang Gurih Dan Nikmat

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Kacang Arab
Kacang Arab Jajanan Yang Gurih Dan Nikmat

Kacang Arab, Yang Juga Dikenal Dengan Nama Kacang Chickpea Atau Garbanzo, Merupakan Salah Satu Jenis Kacang-Kacangan. Yang sudah lama dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Tanaman ini berasal dari kawasan Timur Tengah dan Asia Barat, dan telah dibudidayakan sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam beberapa budaya, Chickpea bahkan menjadi makanan pokok karena kandungan nutrisinya yang tinggi dan kemampuannya untuk mengenyangkan. Bentuknya yang bulat kecil dan berwarna krem menjadikannya mudah dikenali, dan rasa kacangnya yang lembut cocok digunakan dalam berbagai olahan makanan.

Kacang Arab sangat kaya akan protein nabati, serat, vitamin, dan mineral seperti zat besi, magnesium, dan folat. Karena kandungan proteinnya yang tinggi, kacang ini sering menjadi pilihan utama bagi mereka yang menjalani pola makan vegetarian atau vegan. Selain itu, kandungan seratnya membantu melancarkan sistem pencernaan, menjaga kadar gula darah tetap stabil, dan menurunkan kadar kolesterol jahat. Chickpea juga memiliki indeks glikemik rendah, sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes sebagai bagian dari diet sehat.

Dalam dunia kuliner, Kacang Arab memiliki beragam fungsi. Di Timur Tengah, kacang ini digunakan untuk membuat hidangan seperti hummus (pasta Chickpea dengan tahini) dan falafel (bola-bola goreng dari kacang Arab dan rempah). Di India, kacang ini menjadi bahan dasar dalam kari atau dijadikan camilan setelah disangrai.  Indonesia sendiri, kacang Arab sering dijumpai saat bulan Ramadan sebagai camilan berbuka puasa yang gurih dan renyah.

Ketersediaan Chickpea di pasar semakin mudah seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap makanan sehat dan alami. Baik dikonsumsi dalam bentuk kering yang direbus, digiling, maupun dipanggang, kacang ini tetap memberikan manfaat gizi yang melimpah.

Sejarah Jajanan Ini (Chickpea)

Kacang Arab, yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai chickpea dan dalam bahasa Latin disebut Cicer arietinum, merupakan salah satu tanaman budidaya tertua di dunia. Sejarah kacang ini telah tercatat sejak lebih dari 7.000 tahun yang lalu, menjadikannya bagian penting dari peradaban manusia kuno. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa Chickpea pertama kali dibudidayakan di wilayah yang kini dikenal sebagai Turki bagian tenggara dan Suriah. Dari sana, tanaman ini menyebar ke berbagai wilayah di Timur Tengah, India, Afrika Utara, dan Eropa Sejarah Jajanan Ini (Chickpea).

Di kawasan Mesopotamia dan Levant, Chickpea menjadi bagian dari revolusi pertanian yang dikenal sebagai “Pertanian Neolitik,” di mana manusia mulai beralih dari berburu dan meramu ke pertanian menetap. Chickpea termasuk dalam kelompok tanaman pangan pertama bersama dengan gandum, barley, dan lentil. Dalam teks-teks kuno Mesir dan Yunani, kacang ini sering disebut sebagai makanan rakyat jelata, namun tetap penting karena nilai gizinya yang tinggi dan kemudahannya dalam penyimpanan jangka panjang.

Pada masa Romawi Kuno, Chickpea digunakan tidak hanya sebagai makanan, tetapi juga untuk pengobatan. Pliny the Elder, seorang ilmuwan Romawi, mencatat bahwa kacang ini digunakan untuk meredakan berbagai penyakit, termasuk gangguan pencernaan. Dari dunia Barat, kacang ini kemudian menyebar ke India, di mana ia menjadi bahan pokok dalam berbagai masakan dan terus berkembang hingga kini sebagai bagian penting dalam kuliner Asia Selatan.

Pada era perdagangan global, terutama setelah era penjelajahan Eropa, Chickpea menyebar lebih luas lagi ke benua Amerika dan kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, Chickpea kemungkinan besar dibawa oleh pedagang atau pelancong dari Timur Tengah, terutama melalui jalur perdagangan dan penyebaran agama Islam.

Hingga saat ini, Chickpea tetap menjadi bagian penting dari sistem pangan dunia.

Kenikmatan Kacang Arab

Kacang Arab memiliki kenikmatan tersendiri yang membuatnya digemari banyak orang di berbagai belahan dunia. Teksturnya yang lembut namun padat, serta rasanya yang gurih alami, menjadikan kacang ini cocok diolah dalam berbagai bentuk hidangan, baik sebagai camilan maupun bagian dari menu utama. Ketika dimasak dengan benar, kacang Arab memiliki rasa yang ringan, sedikit manis, dan kaya akan cita rasa kacang-kacangan yang khas. Karena itu, kacang ini sering digunakan dalam masakan Timur Tengah, India, hingga Indonesia Kenikmatan Kacang Arab.

Salah satu kenikmatan dari Chickpea adalah ketika ia diolah menjadi camilan kering. Chickpea yang disangrai atau digoreng menghasilkan tekstur renyah di luar dan empuk di dalam, menciptakan sensasi garing dan gurih yang menggoda lidah. Banyak orang menyukainya sebagai teman bersantai atau suguhan saat berbuka puasa. Rasanya semakin nikmat jika diberi sedikit bumbu, seperti garam, bawang putih, atau rempah-rempah lainnya. Kacang ini juga nikmat saat diolah menjadi sup, kari, atau hidangan seperti hummus dan falafel, karena ia menyerap rasa bumbu dengan baik dan memberikan kekayaan tekstur pada hidangan.

Selain dari rasa, kenikmatan Chickpea juga berasal dari efek kenyangnya yang tahan lama. Kandungan protein dan serat yang tinggi membuat siapa pun yang mengonsumsinya merasa kenyang lebih lama, tanpa rasa berat di perut. Hal ini menjadikanChickpea sebagai pilihan makanan sehat sekaligus memuaskan secara rasa.

Kacang Arab juga dinikmati karena fleksibilitasnya. Ia bisa dijadikan campuran salad, bahan dasar saus, atau bahkan sebagai isian roti pita. Dengan berbagai cara penyajian yang memungkinkan, setiap gigitan Chickpea menyuguhkan rasa alami yang menenangkan.

Cara Membuat Olahan Kacang Arab

Kacang Arab bisa diolah menjadi berbagai makanan lezat, mulai dari camilan ringan hingga hidangan utama yang menggugah selera. Salah satu cara paling populer mengolah Chickpea di Indonesia adalah menjadikannya camilan sangrai atau goreng yang gurih dan renyah. Berikut adalah cara membuat Chickpea goreng sederhana namun nikmat Cara Membuat Olahan Kacang Arab.

Langkah pertama adalah menyiapkan kacang Arab kering. Kacang ini perlu direndam terlebih dahulu selama 8 hingga 12 jam atau semalaman agar teksturnya menjadi lebih empuk dan mudah diolah. Proses perendaman ini juga membantu menghilangkan zat antinutrisi yang bisa mengganggu pencernaan. Setelah direndam, tiriskan kacang dan bilas dengan air bersih.

Selanjutnya, rebus kacang Arab dalam air mendidih selama kurang lebih 1–1,5 jam hingga empuk namun tetap padat. Jangan terlalu lembek agar tidak hancur saat digoreng. Setelah matang, tiriskan dan diamkan sebentar hingga agak kering.

Untuk proses penggorengan, panaskan minyak secukupnya di wajan. Goreng kacang Arab dengan api sedang hingga berubah warna menjadi keemasan dan terasa renyah saat digigit. Setelah matang, angkat dan tiriskan minyaknya. Untuk tambahan rasa, kacang bisa ditaburi garam, bubuk bawang putih, atau bumbu lainnya sesuai selera.

Alternatif lain yang lebih sehat adalah memanggang kacang Arab. Setelah direbus dan dikeringkan, aduk kacang dengan sedikit minyak zaitun dan bumbu pilihan, lalu panggang dalam oven suhu 180°C selama sekitar 30–40 menit sambil sesekali diaduk hingga renyah.

Selain dijadikan camilan, kacang Arab juga bisa diolah menjadi hummus, falafel, atau campuran salad. Untuk hummus, cukup haluskan kacang rebus dengan bawang putih, tahini, air lemon, dan minyak zaitun Kacang Arab.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait